BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Chikungunya merupakan sejenis
demam yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Kata Chikungunya berasal
dari bahasa Swahili (Tanzania) yang berarti “melengkung ke atas”
dimana yang dimaksud adalah tubuh yang membungkuk akibat gejala-gejala
arthritis penyakit tersebut.
Gejala penyakit ini adalah demam mendadak mencapai 39o C. Adanya
bintik-bintik pada kulit, nyeri pada persendian terutama sendi di lutut,
pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
Penyakit ini memang kurang diketahui oleh masyarakat.
Karena penyakit ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan demam berdarah. Tetapi
yang membedakan adalah penyakit
Chikungunya tidak mematikan seperti halnya dengan demam berdarah. Karena
penyakit ini bersifat Self Limiting Disease
yang berarti dapat sembuh dengan sendirinya.
Seperti halnya dengan demam berdarah, obat terhadap
virus penyebab penyakit Chikungunya belum ada begitu pula dengan vaksinnya.
Oleh karena itu, penulis membahas penyakit Chikungunya ini secara lebih
mendalam dengan harapan pembaca tidak menyepelekan penyakit ini walaupun
penyakit Chikungunya bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak bersifat mematikan.
Tetapi sebaliknya, kita harus lebih berhati-hati dan waspada dengan cara
memahami pencegahan dan gejala-gejala
penyakit Chikungunya tersebut agar tidak mengganggu aktivitas nantinya.
1.2 TUJUAN
Dari latar belakang di atas
adapun tujuan yang ingin dicapai adalah
1.
Untuk mengetahui sejarah
penyakit Chikungunya.
2.
Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan penyakit Chikungunya dan penyebabnya.
3.
Untuk mengetahui gejala-gejala
penyakit Chikungunya.
4.
Untuk mengetahui cara
penyebaran penyakit Chikungunya.
5.
Untuk mengetahui pencegahan dan
penanggulangan penyakit Chikungunya.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang dan tujuan di atas, dapat kami rumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimanakah sejarah penyakit
Chikungunya tersebut?
2.
Apa yang dimaksud dengan
penyakit Chikungunya dan apa penyebabnya?
3.
Bagaimanakah gejala-gejala
penyakit Chikungunya?
4.
Bagaimanakah penyebaran
penyakit Chikungunya tersebut?
5.
Bagaimanakah pencegahan dan
penanggulangan penyakit Chikungunya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PENYAKIT
CHIKUNGUNYA
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan
alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Sekitar 200-300 tahun
lalu virus chikungunya (CHIK) merupakan virus pada hewan primata di tengah
hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus
adalah bangsa baboon (Papio sp.) dan Cercopithecus sp.
Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi
virus Chikungunya baru berhasil dilakukan ketika penyakit ini pertama kali
dicatat di Tanzania,
Afrika pada tahun 1952. Tidak heran bila namanya pun berasal dari bahasa
setempat (bahasa Swahili), yang artinya adalah “yang berubah bentuk atau
bungkuk”. Postur penderitanya memang kebanyakan membungkuk akibat nyeri hebat
di persendian tangan dan kaki. Kemudian penyakit Chikungunya ditemukan lagi di Uganda pada tahun
1963 (http://WikipediaIndonesia.com).
Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali
di Samarinda pada tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun
1980. Pada tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta.
Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa ( KLB )
demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh (http://www.info@infeksi.com). Disusul
Bogor pada bulan Oktober tahun 2001 penderita chikungunya banyak ditemukan di
Tanah Sareal. Kemudian pada bulan Juli 2005, puluhan warga RT 20/09 Kampung
Pintu Kapuk, Desa Bojong Renged, Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, juga
terserang penyakit ini. Demam Chikungunya ditemukan lagi di Bekasi (Jawa
Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah) tahun 2002 (http://www.InfoAktual.com).
2.2 PENYAKIT CHIKUNGUNYA
DAN PENYEBABNYA
Penyakit Chikungunya disebabkan oleh
sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini masuk famili Togaviridae,
genus Alphavirus. Virus ini tergolong jenis virus RNA dan dipindahkan dari satu
penderita ke penderita lain melalui gigitan nyamuk, antara lain Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes africanus, Aedes luteocephalus, Aedes
opok, Aedes furciper, Aedes taylori, dan
Aedes cordelierri. Virus ini akan berkembang
biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun
dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi
selama lima
hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima
hari.
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2 sampai 4 hari. Penyakit yang muncul akan berlangsung 3 sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan.
Penyakit Chikungunya sulit menyerang penderita yang
sudah pernah terjangkit penyakit Chikungunya sebelumnya. Tubuh penderita akan membentuk
antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian
hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk terkena penyakit
Chikungunya lagi.
2.3 GEJALA PENYAKIT
CHIKUNGUNYA
Gejala utama penyakit
Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam (39oC) diikuti
dengan linu di persendian. Satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, sehingga ada
yang menamai penyakit ini sebagai demam
tulang atau flu tulang. Penyakit Chikungunya menyerang tidak mengenal usia,
baik orang dewasa, maupun anak-anak. Pada anak kecil dimulai dengan demam
mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah (kumpulan bintik-bintik kemerahan) itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya
merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada
anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi,
serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri
sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara
karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada
umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau
sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.
Walupun gejala-gejala penyakit Chikungunya hampir mirip
dengan demam berdarah bahkan memiliki vektor penyebar penyakit yang sama yaitu
nyamuk Aedes aegypti, tidak serta
merta menjadikan penyakit ini memiliki sifat yang mematikan seperti halnya
demam berdarah. Bedanya dengan demam berdarah adalah pada Chikungunya, virus
menyerang sendi dan tulang, tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Sedangkan pada
demam berdarah virus menyerang pembuluh darah sehingga akan terjadi pendarahan
hebat dan dapat menyebabkan kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam,
kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit Chikungunya biasanya
sembuh sendiri dalam tujuh hari.
2.4 PENYEBARAN PENYAKIT
CHIKUNGUNYA
Penyebaran penyakit Chikungunya dilakukan melalui
gigitan nyamuk yang mengandung virus Chikungunya dari spesies Aedes sp. antara lain Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes
africanus, Aedes luteocephalus, Aedes opok, Aedes furciper, Aedes taylori,dan Aedes cordelierri. Namun di Indonesia, nyamuk
yang paling sering menularkan penyakit Chikungunya adalah nyamuk dari spesies Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran
sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi
sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian dorsal tubuhnya
tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri
dari spesies ini. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi,
tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama
perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal
ukuran, nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya
rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan
penyakit Chikungunya dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina
yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang
diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah,
dan memperoleh energi dari nektar bunga. Jenis ini menyenangi area yang gelap
dan benda-benda berwarna hitam atau merah.
Infeksi virus Chikungunya dalam tubuh nyamuk dapat
mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan “kompetensi vektor”, yaitu kemampuan nyamuk
menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam
mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis-nya, namun tidak berhasil mengisap darah
sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, resiko
penularan virus Chikungunya menjadi semakin besar.
Nyamuk Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di
lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak
mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan Aedes albopictus yang cenderung berada di
daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Penyakit Chikungunya memiliki gelombang epidemi 20
tahunan. Hal ini terjadi terkait perubahan iklim dan cuaca. Selain itu juga,
karena antibodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap
serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu, perlu waktu panjang bagi penyakit
ini untuk merebak kembali.
2.5 PENCEGAHAN &
PENANGGULANGAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA
2.5.1 PENCEGAHAN
PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Tak ada vaksin maupun obat khusus
untuk penyakit Chikungunya. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari perlu
mengupayakan hidup sehat dan bersih untuk pencegahannya. Mengingat vektor
penyebar penyakit Chikungunya adalah nyamuk Aedes
aegypti yang senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih
seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung
air bersih maka satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi
nyamuk pembawa virus tersebut dengan cara “3M” yaitu menguras tempat penampungan
air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali,
mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa
dalam kurun waktu 7-10 hari, menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada
nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur, dan mengubur barang
bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan yang sering dijadikan nyamuk
untuk tempat bertelur. Selain itu, nyamuk ini juga senang hidup di benda-benda
yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain
itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap. Dengan demikian, pintu
dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore,
agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran
udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang
tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Penggunaan insektisida ataupun pengasapan (fogging) tidak dianjurkan, karena
sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga
lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya
memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian
hari.
Untuk pencegahan yang paling efektif adalah
dengan mengusahakan sebisa mungkin tidak digigit oleh nyamuk pembawa penyakit
Chikungunya. Hal tersebut bisa dilakukan misalnya dengan tidur menggunakan kelambu, menggunakan baju
berlengan panjang terutamanya ketika berada di luar rumah, memasang kawat
penghadang nyamuk pada ventilasi rumah, dan menggunakan krim anti nyamuk pada
kulit.
2.5.2 PENANGGULANGAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Bila sudah terkena penyakit
Chikungunya sebisa mungkin tidak panik, sebab penyakit ini tidak sampai
menyebabkan kematian. Ngilu pada persendian itu tidak menyebabkan kelumpuhan.
Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Cukup minum obat
penurun panas dan penghilang rasa sakit. Virus ini termasuk self limiting disease atau hilang dengan
sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu bahkan sampai
bulanan. Jika penyakit ini semakin parah segera berobat ke Dokter. Biasanya Dokter
hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang
dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya tahan tubuh.
Selain vitamin, makanan yang
mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan
tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu
pada persendian cepat hilang. Untuk itu, penderita juga sangat dianjurkan makan
makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak
mungkin (minum banyak air putih disarankan untuk menghilangkan gejala demam). Memperbanyak
mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan
berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot
berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula.
Penyakit ini sulit menyerang
penderita yang sama untuk kedua kalinya. Tubuh penderita akan membentuk
antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian
hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Penyakit Chikungunya pertama kali ditemukan di Tanzania, Afrika pada tahun 1952. Sekitar 200-300 tahun lalu virus chikungunya merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp.) dan Cercopithecus sp. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973.
- Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini masuk famili Togaviridae, genus Alphavirus. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti.
- Gejala utama penyakit Chikungunya adalah tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang dan timbul bintik-bintik kemerahan pada kulit.
- Penyebaran penyakit Chikungunya dilakukan melalui gigitan nyamuk yang membawa virus Chikungunya dari spesies Aedes sp. antara lain Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes africanus, Aedes luteocephalus, Aedes opok, Aedes furciper, Aedes taylori,dan Aedes cordelierri. Di Indonesia, nyamuk yang paling sering menularkan penyakit Chikungunya adalah nyamuk dari spesies Aedes aegypti.
- Pencegahan penyakit Chikungunya dilakukan dengan cara “3M” yaitu menguras tempat penampungan air bersih, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air. Untuk pencegahan yang lebih efektif adalah dengan mengusahakan sebisa mungkin tidak digigit nyamuk. Penanggulangannya adalah meminum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit dan yang terpenting adalah cukup istirahat, minum air putih yang banyak dan memakan asupan bergizi serta pergi ke Dokter.
3.2 SARAN
Diharapkan pemerintah lebih
gencar memberikan sosialisasi mengenai penyakit Chikungunya. Yang seperti kita
ketahui, masyarakat masih benyak yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan
penyakit Chikungunya, gejala, penyebab, dan cara pencegahan serta
penanggulangannya. Sebagian besar masyarakat belum mampu membedakan antara
penyakit Chikungunya dengan demam berdarah. Padahal kedua penyakit itu berbeda.
Sehingga masyarakat panik dan beranggapan penyakit Chikungunya mematikan
seperti halnya demam berdarah. Walaupun penyakit ini tidak mematikan seperti
demam berdarah dan bisa sembuh dengan
sendirinya pemerintah dan masyarakat hendaknya tidak menyepelekan penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
AYO DUKUNG TERUS BLOGNYA
ReplyDelete