BAB I
PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
A.
Kompetensi Dasar
(1) Memahami perkembangan
alam pikiran manusia sejak adanya mitos sampai zaman kontemporer.
B.
Indikator Hasil
Belajar
(1)
Mengidentifikasi
ciri-ciri unik manusia bila dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya
(2)
Mengemukakan alasan timbulnya mitos
(3) Memaparkan sejarah
perkembangan ilmu dari zaman pra Yunani Kuno sampai zaman kontenporer
C.
Uraian Materi
Pengantar
Tuhan
telah menciptakan dua macam mahluk, yaitu satu benda mati yang sifatnya
anorganis dan yang lain mahluk yang bersifat organis. Untuk membedakannya,
sering yang pertama disebut benda mati dan yang kedua sebagai mahluk hidup.
Benda
yang ada di muka bumi ini tunduk pada hukum
alam (deterministik), sedangkan mahluk hidup tunduk pada
hukum kehidupan (biologios). Masing-masing
memiliki tingkatan dalam perwujudannya. Benda dapat berupa padat, cair, dan
gas. Mahluk hidup dibedakan atas tumbuhan, binatang, dan manusia. Manusia
memiliki ciri khas dibandingkan dengan mahluk lainnya di muka bumi ini, di mana
manusia merupakan mahluk tertinggi, lebih sempurna dibandingkan mahluk lainnya.
Ciri Unik
Manusia
Manusia sebagai bagian mahluk hidup memiliki ciri-ciri
unik sebagai berikut.
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama
otaknya sehingga manusia merupakan
mahluk yang cerdas dan bijaksana (homo
sapiens). Dengan kelebihan kemampuannya dalam berpikir, manusia melakukan
sesuatu dalam wujud budaya manusia yang
kemudian diikuti budaya lain berupa tindakan/perilaku yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni adanya
zat yang masuk dan ada yang keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan
luar.
4. Memiliki potensi untuk berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya, artinya :
a. Manusia dapat membuat alat-alat dan menggunakannya
sehingga disebut sebagai manusia kerja (homo faber). Contoh: diciptakannya
mikroskop untuk melihat benda kecil,
teropong untuk melihat benda jauh, Radio, TV,
telepon untuk media komunikasi.
b. Manusia dapat berbicara (homo longuen) sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya
dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lainnya.
c. Manusia dapat bermasyarakat (homo socius), tidak bergerombol seperti binatang yang hanya
mengenal hukum rimba, “siapa yang kuat dialah
yang berkuasa”
d. Manusia dapat mengadakan usaha dengan menggunakan
dasar ekonomi (homo aeconomicus).
7.
Bila
tiba saatnya, manusia pasti akan mati. Oleh karena itu, manusia menyadari
adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan/kekuatan lebih hebat dari mansuia
sehingga menjadikannya manusia memiliki keyakinan/kepercayaan atau beragama (homo religieus)
Kelebihan manusia adalah rohaninya, yakni akal
budi dan kemauannya yang sangat kuat
sehingga ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya,
manusia dapat membuat pesawat ulang alik untuk pergi ke planet lain, dapat
membuat nuklir untuk sumber energi yang sangat kuat dan sebagainya. Akal budi
dan kemauan yang sangat kuat inilah yang merupakan sifat unik manusia.
Mitos dan Rasa Ingin Tahu Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu, maka ia akan selalu
mencari jawaban rasa ingin tahunya terutama terhadap fenomena (gejala) alam.
Perkembangan lebih lanjut dari rasa
ingin tahu manusiaadalah untuk memenuhi kebutuhan non-fisik atau
kebutuhan alam pikirannya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereka-reka
sendiri jawabannya.
Berdasarkan sejarah perkembangan manusia, menurut August
Comte membagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) tahap teologi atau tahap
metafisika, (2) tahap filsafat, dan (3) tahap positif atau tahap ilmu.
Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap metafisika.
Mitologi berarti pengetahuan tentang
mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Manusia menyusun mitos untuk
mengenal realita atau kenyataan, yakni pengetahuan yang tidak obyektif
melainkan subyektif. Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia
untuk menjawab keterbatasan manusia tentang alam. Dalam alam pikiran mitos,
rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi
atau imajinasi. Menurut van Peursen
mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu
kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat pula diungkapkan
melalui tari-tarian, pementasan wayang, sendratari, drama dan sebagainya.
Secara garis besarnya, mitos dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu :
a. Mitos sebenarnya
Manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan
imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, meskipun belum tepat. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahaunnya sehingga untuk hal tersebut orang
mengaitkan dengan tokoh tertentu atau dewa-dewa.
Contoh :
Pelangi dianggap sebagai
selendang bidadari atau naga yang sedang meminum air. Jadi muncul pengetahuan
baru yaitu bidadari dan naga.
Gempa bumi diduga terjadi
karena naga yang sedang memegang bumi bergeser dari tempatnya sehingga bumi
bergetar.
Gerhana bulan dianggap sebagai
kejadian bulan dimakan raksasa kala rahu (raksasa hanya memiliki kepala
saja) sehingga orang-orang memukul kentongan agar bulan tidak habis dimakan.
Bunyi guntur dianggap sebagai
kereta para dewa yang sedang melintas di angkasa.
b. Cerita Rakyat
Mitos yang berupa cerita rakyat adalah cerita yang
mengisahkan peristiwa penting berkenaan dengan kehidupan manusia yang disampaikan
dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Contoh : Jaya Prana dari daerah Buleleng (Bali), Lutung
Kasarung dari daerah Pasundan, Timun Emas dari daerah Jawa Tengah.
c. Legenda
Legenda adalah cerita rakyat yang seorang tokohnya dikaitkan
dengan nama suatu daerah. Apakah tokoh tersebut pernah ada atau tidak, namun
tokoh tersebut dihubungkan dengan apa yang terdapat di suatu lingkungan,
sebagai bukti kebenaran suatu legenda.
Contoh : Sangkuriang dikaitkan dengan Gunung Tangkuban
Perahu di Jawa Barat.
Pada jaman dahulu mitos sangat berpengaruh, bahkan sampai
saat inipun kepercayaan terhadap mitos masih belum sepenuhnya hilang. Pencarian
jawaban atas masalah seperti itu belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
secara ilmiah. Beberapa hal sebagai penyebab timbulnya mitos antara lain :
1. Keterbatasan pengetahuan manusia
Karena keterbatasan pengetahuan manusia maka mereka
mencoba mereka-reka dengan khayalan dan imajinasinya untuk memperoleh jawaban atas permasalahan
tersebut. Pengetahuan yang diperoleh dan belum tentu kebenarannya kemudian
diceritakan kembali kepada orang lain atau generasi berikutnya.
2. Keterbatasan penalaran manusia
Manusia pada awalnya memang mampu berpikir, namun
pemikirannya belum terlatih. Pemikiran dapat benar dan dapat pula salah. Dengan
perkembangan pemikiran manusia lama kelamaan pemikiran yang salah akan
ditinggalkan orang, sedangkan yang benar akan terus bertahan sampai ada
kebenaran baru yang muncul.
3. Keingintahuan manusia yang telah dipenuhi untuk sementara
Kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi
sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yakni penerimaan atas dasar kata
hati tentang sesuatu yang benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan
mayrakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran atau pseudo science.
4. Keterbatasan alat indera manusia
Keterbatasan indra manusia membuat manusia mencari jalan pintas untuk
memperoleh jawaban.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadai pada zaman
Babylonia yakni ±700-600 SM. Orang-orang
Babylonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola
dengan Bumi datar sebagai lantainya, sedangkan langit-langit dengan bintang
merupakan atapnya. Namun, yang menakjubkan adalah mereka telah mengenal ekliptika yaitu suatu bidang edar
matahari dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari
beredar sampai ke tempat semula yakni selama 365,25 hari. Horoskop atau ramalan
nasib manusia berdasarkan perbintangan seperti Virgo, Sagitaurus, Scorpio,
Pisces, Leo dan sebagainya, yang sampai saat ini masih dipercaya banyak orang
juga berasal dari Babylonia.
Pengetahuan orang-orang Babylonia ini setengahnya berasal
dari hasil pengamatan atau pengalaman, namun setenaghnya berupa dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan demikian dapat dianggap sebagai pseudo science yang artinya mirip sains
tetapi bukan sains.
Sejarah Perkembangan Ilmu dari Zaman Pra-sejarah sampai Zaman Kontemporer
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidak
terjadi secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap atau evolutif. Oleh
karena itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau kita harus
membagi atau mengklasifikasikan secara
periodik. Setiap periode memiliki ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
a. Zaman
Pra-Yunani Kuno (Abad XV – VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno dalam sejarah peradaban manusia,
yaitu zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai
sekarang. Pada zaman ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain seperti
: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar
di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba.
Pada zaman ini ditemukan alat-alat yang bentuknya mirip
satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari
tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dll. Benda-benda tersebut terus
mengalami perbaikan dan kemajuan akibat proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan
waktu lama. Melalui proses ini juga manusia menemukan bahan atau materi yang
dianggap baik atau kuat untuk membuat peralatan-peralatan tertentu. Antara abad
XV sampai VI SM manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat
peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah
perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur
Tengah (peradaban Islam), dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang
diterapkan di Eropa, Cina pada abad XV SM telah mengembangkan teknik peralatan
perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad V SM. India
memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan
sistem bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh Raja Asoka telah
menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem
bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan
berdasarkan know how yang dilandasi
pengalaman empiris. Data-data tertulis
yang ada pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Suatu peristiwa yang dilukiskan dalam bentuk gambar-gambar.
2. Gambar-gambar itu kemudian disederhanakan dan diberi
bentuk tertentu yang disebut pictographic writing.
3. Peningkatan
ke tingkat yang lebih abstrak melalui suku-suku kata yang diberi tanda-tanda
tertentu.
4. Tingkat
yang paling tinggi adalah abjad.
Pada
masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespodency atau map
process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan
jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam sebagai
suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka memperhatikan dan menemukan
hal-hal berikut :
1. Gugus
bintang di langit sebagai suatu kesatuan sekarang dikenal dengan nama zodiak.
2. Kedudukan
matahari dan bulan pada waktu terbit dan tenggelam bergerak dalam rangka zodiak
tersebut.
3. dikenal
bintang-bintang yang bergerak diantara gugusan tadi, ditemukan planet-planet.
4. Waktu bulan kembali pada bentuknya yang sama antara 28-29
hari
5. Timbul dan tenggelam matahari di cakrawala yang
berpindah-pindah dan diperlukan ± 365 hari sebelum kembali kedudukan semula
6. Ketika matahari timbul dan tenggelan sebanyak 365 kali,
bulan mengalami perubahan sebanyak 12 kali
7. Ditemukan beberapa gejala alam, seperti gerhana
Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan
sebagai berikut :
- Know how
dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman
- Pengetahuan
yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap
receptive mind
- Kemampuan
menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakan perkembangan
pemikiran manusia ke tingkat abstraksi
- Kemampuan menulis, berhitung, dan
menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi
yang dilakukan
- Kemampuan meramalkan suatu peristiwa
berdasarkan peristiwa-peristiwa sebelumnya
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada
zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filsafat karena pada masa ini orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada masa ini,
Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi. bangsa Yunani yang tidak menerima pengalaman yang didasarkan
pada sikap menerima begitu saja, tetapi menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis sehingga sikap kritis ini menjadikan bangsa Yunani
sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Adapun beberapa tokoh yang terkenal pada masa ini
antara lain :
1.
Thales
Menurut
Thales, asal alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air. Munculnya
persoalan tentang asal alam semesta ini didorong oleh tiga alasan yaitu :
a. Persoalan
tersebut merupakan suatu pertanyaan yang terus menerus dipersoalkan dan
dipandang sebagai persoalan abadi.
b. Pertanyaan
yang diajukan Thales tersebut menimbulkan suatu konsep baru, yaitu suatu hal
tidak begitu saja ada, tetapi terjadi dari sesuatu.
c. Pertanyaan
demikian hanya dapat muncul dalam pemikiran kalangan tertentu, bukan hanya dari
masyarakat awam tetapi masyarakat intelektual yang berpikir lebih maju.
2.
Pythagoras
Pythagoras
dikenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur ia juga lebih dikenal dengan
penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Adapun penemuannya itu antara lain
:
a. Hukum
atau dalil pythagoras yaitu a2 + b2 = c2 yang
berlaku bagi setiap segitiga siku-siku.
b. Semacam teori tentang bilangan, antara lain pembagian
antara bilangan genap dan bilangan ganjil.
c. Pembentukan benda berdasarkan segitiga-segitiga,
segiempat-segiempat, segilima-segilima dan sebagainya.
d. Hubungan antara nada dengan panjang dawai.
3.
Herakleitos
Herakleitos
berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala
sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan, dengan adanya
api kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu. Herakleitos berpendapat bahwa
dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun
yang dianggap definit atau sempurna.
4.
Parmenides
Parmenides
adalah filsuf pertama yang mempratekkan cabang filsafat yang disebut
“metafisika”. Pendapat parmenides yang terkenal adalah yang ada, ada dan yang
tidak ada, tidak ada.
5.
Socrates
(470-399 SM)
Sumber
utama untuk menentukan pemikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah
muridnya yang bernama plato. Dalam sejarah umat manusia, Sokrates merupakan
contoh istimewa selaku filsuf ynag jujur serta berani. Keaktifannya dapat
dibandingkan dengan pekerjaan bidan. Dia tidak menolong orang bersalin,
melainkan membidani jiwa-jiwa. Metode ini dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu
Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
6.
Democritus
(460 – 370 SM)
Democritus
dikenal sebagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam
semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil,
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pemikiran Democritus tentang atom mengandung
sifat-sifat seperti berikut ini :
§ Konsep
materialistik – monistik
Artinya, atom merupakan sekadar materi yang tidak
didampingi apapun karena sekelilinggnya hampa
§ Konsep
dinamika perkembangan
Artinya,
segala sesuatu selalu berada dalam keadaan bergerak sehingga berlaku prinsip
dinamika
§ Konsep
yang bersifat murni alamiah
Artinya,
pergerakan atom itu bersifat intrinsik, primer, tanpa sebab, dan tidak
dipengaruhi oleh sesuatu di luar dirinya.
§ Bersifat
kebetulan
Artinya
pergerakan itu terjadi tanpa tujuan sehingga benturan-benturan yang terjadi
tidak beraturan, dan tidak mengandung tujuan-tujuan tertentu.
7.
Plato
(427 – 347 SM)
Plato
adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (hal ada) dan
mempertentangkannya dengan becoming (hal menjadi). Plato menemukan bahwa
becoming yakni dunia berubah, tidak memuaskan atau tidak memadai sebagai objek
pengetahuan karena bagi plato setiap bentuk pengetahuan bersesuaian dengan
suatu jenis objek. Sedangkan being bagi plato dibentuk oleh dunia yang
merupakan pola-pola dari segala sesuatu yang dapat diinderawi, sedangkan
ide-ide itu secara kodrati bersifat kekal dan abadi. Alasan Plato membedakan
Being dan becoming adalah sebagai cara untuk mencari dasar kebenaran
pengetahuan. Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada
entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan, dan kesatuan (White, 1987;14). Plato yang mengangkat problem
the one and the many melihat bahwa kedua hal ini, kesatuan dan keanekaragaman,
terpisah menjadi dua dunia yaitu dunia ide dan dunia bayangan. Plato juga
memperhatikan ilmu pasti sebagai peninggalan pythagoras sebab ada hubungan yang
erat antara kepastian matematis dengan kesempurnaan ide.
8.
Aristoteles
(384 – 322 SM)
Aristoteles adalah murid Plato yang meneruskan dan
sekaligus menolak pandangan Plato. Ajaran Aristoteles dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bidang yaitu :
1. Metafisika
Aristoteles
membahas metafisika, istilah metafisika itu sendiri baru diperkenalkan oleh
Andronikus ketika mengelompokkan ajaran-ajaran Aristoteles, sebagai filsafat
pertama dan menganggapnya sebagai prinsip pertama yang mendasari tugas ilmiah.
Konsep self-evidence merupakan
penjelasan atas materi tertentu yang tidak dicari pada sesuatu yang lain,
tetapi dapat ditemukan hanya di dalam pemikiran itu sendiri.
Lingkup
metafisika dibedakan dari bidang ilmu pengetahuan lain. Metafisika adalah studi
tentang “ada sebagai ada” (being as being).
Kita mempelajari karakteristik, yakni ada yang mencakup segala sesuatu hal yang
memiliki karakteristik tertentu. Jadi metafisika lebih komprehensif dan lebih
fundamental daripada ilmu pengetahuan. Metafisika juga mempelajari
prinsip-prinsip umum yang mendahului ilmu pengetahuan (White 1987 : 32).
2.
Logika
Logika
Aristoteles disusun dalam sebuah buku untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan
secara valid didasarkan pada susunan pikir (Syllogisme).
Silogisme merupakan suatu bentuk jalan pemikiran yang bersifat deduktif yang
kebenarannya pasti. Pada dasarnya silogisme terdiri atas tiga pernyataan, yaitu
:
Premis mayor sebagai pernyataan
pertama yang mengemukakan hal umum yang telah diakui kebenarannya
i. Premis
minor sebagai pernyataan kedua yang bersifat khusus dan lebih kecil lingkupnya
daripada premis mayor
ii. Kesimpulan
atau konklusi yang ditarik berdasarkan kedua premis tersebut.
Contoh :
Semua mahluk hidup pasti mati
Manusia termasuk mahluk hidup
Manusia juga pasti akan mati
3. Biologi
Pada bidang ini, Aristoteles mementingkan aspek
pengamatan sebagai suatu sarana untuk membuktikan kebenaran sesuatu hal terutama
dalam ilmu-ilmu empirik. Misalnya : dalam embriologi, ia melakukan pengamatan
(observasi) perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala ayam.
d. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman
pertengahan (Midle Age) ditandai
dengan tampilnya para theolog di
bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para theolog sehingga aktivitas ilmiah
terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman
Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII
Masehi, dan pada abad VIII masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan
astronomi. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam telah mendirikan penerjemahan
berbagai karya Yunani. Bahkan Khalifah Al-Makmur telah mendirikan Rumah
Kebijaksanaan (House of Wisdom) pada
abad IX Masehi. Al-Khawarizmi menyusun buku aljabar tahun 825 M, ia juga
menulis buku tentang perhitungan biasa (Arithmetics)
yang menjadi pembuka jalan penggunaan cara desimal di Eropa untuk menggantikan
tulisan Romawi. Omar Khayam (1043 – 1132) menemukan pemecahan persamaan pangkat
tiga berdasarkan planemetri dan potongan-potongan kerucut.
Sekitar
tahun 600-700 M kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Di bidang kedokteran muncul nama-nama terkenal, seperti
Al-Razi (850-923) dan Ibnu Sina (980-1077) yang menulis buku-buku kedokteran
(Al-qanum). Rhazas mengarang Encyclopedia ilmu kedokteran yang berjudul
contenens. Abu’l Qasim menulis ensiklopedia kedokteraan yang menelaah ilmu
bedah, serta peralatan yang dipakai pada masa itu. Ibnu Rushd menerjemahkan dan
mengomentari karya-karya Aristoteles. Al Idris telah membuat 70 peta dari
daerah yang dikenal pada masa itu. Sumbangan sarjana Islam
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
1. Menerjemahkan
peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia
Barat seperti sekarang ini.
2. Memperluas
pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia,
ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
3. Menegaskan
sistem desimal dan dasar-dasar ajabar.
Perhubungan
antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan
kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih
kebudayaan Byzantium, Persia, dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam
jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa. Sekitar abad XIV pada zaman
Dinasti Yuan (1260-1368) pengaruh Islam di Cina ditandai oleh Jamal Al-Din yang
mendirikan observatorium. Ikhtiyar Al-Din yang merancang pembangunan istana
raja di laut utara Beijing.
e. Zaman Renaissance (Abad XIV – XVII M)
Berakhirnya
abad pertengahan diikuti dengan munculnya Zaman Renaissance pada abad 14-17 M kata Renaissance berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance merupakan
zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi
suatu kebudayaan modern. Pada
zaman Renaissance manusia pada masa ini pemikirannya mulai bebas dan
berkembang. Pada zaman ini manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha
sendiri. Pada Zaman Renaissance ilmu
pengetahuan sudah berkembang. Berkembangnya ilmu pengetahuan modern dari
tokoh-tokoh berikut
1. Roger
Bacon (1214-1294)
Roger
Bacon berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama diawal dan ujian
akhir bagi semua ilmu pengetahuan, beliau juga menganjurkan pengalaman sebagai
basis ilmu pengetahuan
2. Copernicus
(1473 – 1543)
Penemuan
Copernicus dikenal sebagai prinsip heliosentris. Copernicus berpendapat bahwa
bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat
(heliosentris).
3. Tycho
Brahe (1546-1601)
Tycho Brahe pada masa ini menemukan benda-benda angkasa. Ia membuktikan bahwa benda-benda angkasa tersebut
terapung bebas dalam ruang angkasa.
4. Johannes
Keppler (1571-1630)
Johannes
Keppler seorang ahli matematika ia merupakan asisten Tycho Brahe. Johannes
Keppler melanjutkan penelitian Brahe yaitu tentang gerak benda-benda angkasa.
5. Galileo
Galilei (1546-1642)
Galileo
pada masa ini menciptakan sebuah teropong bintang yang terbesar. Teropong ini
dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
f. Zaman Modern
(Abad XVII-XIX M)
Zaman
modern sudah mulai ada pada abad 14 yaitu pada masa zaman Renaissance zaman
modern ini muncul dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan ini berarti
ilmu pengetahuan berkembang dengan baik pada masa ini. Adapun tokoh-tokoh pada
zaman modern ini adalah sebagai berikut.
1. Rene
Descrates (1596-1650)
Rene
Descrates merupakan bapak filsafat modern dan ia juga seorang ahli ilmu pasti
penemuannya dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri dari garis
lurus X yang letaknya horizontal disebut axis atau sumbu X dan garis lurus Y
yang letaknnya tegak lurus pada sumbu X disebut ordinat atau sumbu Y.
2. Isaac
Newton (1643-1727)
Penemuan
Isaac Newton adalah dalam tiga bidang yaitu
a. Teori
Gravitasi
Teori
gravitasi menerangkan bahwa planet-planet tidak bergerak lurus, tetapi
mengikuti lintasan elips karena adanya gravitasi.
b. Perhitungan
kalkulus adalah hubungan antara X dan Y jika X bertambah maka Y juga bertambah.
c. Optika
atau mengenai cahaya jika cahaya matahari dilewatkan sebuah prisma sehingga
asli yang terlihat homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu menjadi
pelangi.
3. Charles
Darwin
Charles
Darwin berpendapat bahwa mahluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan
memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama dan
sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
4. J.J.
Thompson (1897)
J.J.
Thompson menemukan elektron sehingga dengan penemuan ini runtuhlah pendapat
yang menganggap bahwa atom adalah materi yang terkecil. Penemuan ini juga
membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir. Hal ini dapat mengubah
bermacam-macam atom di laboratorium juga ditemukan bagian dari atom, seperti
elektron, praton, neutron, meson, dll.
g. Zaman
Kontemporer (abad XX- sekarang)
Pada
zaman ini, bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi diantara
ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf. Menurut Trout (1993),
fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung
unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam
dua cara yaitu :
§ Diskusi
filosofis mengenai metode-metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan
substansial tentang fisika, misalnya tentang materi, kuasa, serta konsep ruang
dan waktu.
§ Ajaran
filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang
dan waktu.
Pada
abad XX fisikawan termasyur adalah Albert
Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak
terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat
statis dari waktu ke waktu. Pada tahun 1929 seorang fisikawan lain Hubble yang
menggunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di
sekeliling kita. Galaksi-galaksi tersebut tampak menjauhi bumi. Berdasarkan
perhitungan mengenai perbandingan jarak dan kelakuan gerak masing-masing
galaksi yang teramati para fisika kontemporer (Gamow, Alpher, Herman) menarik
kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan
galaksi kita, Bima Sakti.
Selain
teori mengenai fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer
ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti mulai penemuan
komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Disamping itu juga
mengalami kemajuan yang pesat sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu
yang semakin tajam.
Rangkuman
Manusia memiliki ciri-ciri unik yang membedakannya dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Kelebihan manusia adalah rohaninya, yakni akal budi dan kemauannya yang sangat kuat sehingga ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mitos merupakan tahap awal perkembangan alam pikiran manusia. Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia untuk menjawab keterbatasan manusia tentang alam. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.Sejarah perkembangan ilmu dibagi menjadi lima zaman yaitu: Zaman Pra-Yunani Kuno, yaitu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan; Zaman Yunani Kuno merupakan zaman keemasan filsafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pendapat. Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Thales, Phytogoras, Sokrates, Leucippus, Plato, dan Aristoteles; Zaman Pertengahan merupakan zaman tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan; Zaman Renaissance merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Beberapa tokoh yang terkenal pada zaman ini yaitu Roger Bacon, Copernicus, Tycho Brahe, Yohannes Keppler, Galileo Galilei; Zaman Modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah beberapa tokoh yang terkenal pada zaman ini yaitu Rene Descartes, Isaac Newton, Charles Darwin, J.J. Thompson, dan Zaman Kontenporer menempatkan bidang fisika menduduki tempat yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf. Tokoh yang paling populer pada masa ini adalah Albert Einstein.
Soal Latihan
(1) Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri unik manusia bila
dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya.
(2)
Coba
berikan alasan timbulnya mitos.
(3) Ceritakan secara singkat sejarah perkembangan ilmu dari
zaman pra Yunani Kuno sampai jaman kontenporer beserta tokoh-tokoh penting pada
zamannya.