Friday 13 January 2012

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI


FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM I
DIFUSI


  TUJUAN
  1. Mengetahui dan memahami proses difusi.
  2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi.

KEGIATAN 1

I.   JUDUL     : DIFUSI ZAT TERLARUT

II.  ALAT DAN BAHAN
*      Alat
-     Stopwatch
-     1 buah gelas ukur
-     1 buah spite
-     Penggaris
-     1 buah pipet tetes
-     1 buah petridis

*      Bahan
-     40 ml alkohol 90 %
-     Kertas
-     Kristal iodium

III.  LANGKAH KERJA
  1. Menyiapkan tempat, alat dan bahan praktikum.
  2. Membuat garis kotak-kotak pada kertas dengan ukuran 1/2 cm x 1/2 cm kira-kira selebar petridis dan menandai titik tengahnya dengan bolpoin.
  3. Meletakkan kertas tersebut pada tempat yang datar, tidak mudah goyah dan mudah diamati misalnya pada meja beton.
  4. Mengambil sebuah petridis dan menuangkan 10 ml alkohol 90 % kedalamnya.
  5. Menempatkan petridis tersebut diatas kertas yang telah dibuat garis kotak-kotak yang sebelumnya telah ditempatkan  pada meja beton.
  6. Meletakkan sebutir kecil kristal iodium tepat ditengah-tengah petridis (pada titik yang telah dibuat) dengan menggunakan spite dan bersamaan dengan itu menyalakan stopwatch guna menghitung penyebaran kristal iodium dalam alkohol.
  7. Mengamati dan mencatat pada tabel penyebaran kristal iodium dalam alkohol dengan menghitung jumlah kotak yang dilaluinya  setiap 1 menit sekali selama 10 menit. (Percobaan 1)
  8. Mengulangi percobaan 1 – 7  dengan mengubah volume  alkohol 90% menjadi 20 ml dan mengusahakan menggunakan ukuran kristal iodium yang sama seperti pada percobaan 1. (Percobaan 2)
  9. Mengulangi sekali lagi percobaan 1 – 7 dengan menggunakan 10 ml alkohol 90% dan dengan menggunakan ukuran kristal iodium yang lebih besar dari pada percobaan 1. (Percobaan 3)
  10. Membersikan dan merapikan tempat, alat serta bahan ketempatnya.


IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
      4.1. HASIL
Tabel 1. Jumlah kotak penyebaran kristal iodium dalam alkohol
No.
Waktu
(Menit)
Jumlah Kotak Penyebaran Pada Petridis(kotak)
1
2
3
1
1
8
5
27
2
2
26
9
45
3
3
38
15
94
4
4
52
30
124
5
5
71
48
155
6
6
81
95
172
7
7
82
120
180
8
8
83
125
190
9
9
84
126
200
10
10
84
126
204












Keterangan :
1.      Percobaan dengan 10 ml alkohol 90% .
2.      Percobaan dengan 20 ml alkohol 90% dan dengan ukuran kristal iodium ± sama dengan percobaan 1.
3.      Percobaan dengan 10 ml alkohol 90% dan dengan ukuran kristal iodium lebih besar dari pada percobaan 1.

   4.2.  PEMBAHASAN
            Difusi merupakan pergerakan suatu substansi pada suatu area dari potensial tinggi menuju ke potensial yang lebih rendah. Proses ini menyebabkan senyawa kimia tertentu dalam bentuk partikel-partikel ditransport secara spontan dari satu daerah ke daerah lain sehingga terjadi suatu keseimbangan. Keseimbngan yang terjadi merupakan keseimbangan dinamis.
  Dalam difusi zat terlarut dimana pada volume pelarut berbeda (pada alkohol 10 ml dan 20 ml)  dengan bentuk dan ukuran kristal iodium sama diperoleh hasil kecepatan penyebaran kristal iod dalam alkohol lebih capat pada volume 20 ml dari pada alkohol dengan volume 10 ml. Karena semakain besar volume pelarut maka zat terlarut berdifusi semakin cepat. Namun pada menit pertama sampai menit kelima diperoleh jumlah penyebaran kristal iod lebih banyak pada alkohol volume 10 ml dari pada 20 ml. Hal ini dikarenakan keterbatasan bentuk dan ukuran kristal yang digunakan tidak sama persis. Mulai dari menit keenam sampai menit kesepuluh didapat bahwa jumlah penyebaran kristal iod jauh lebih cepat pada volume alkohol 20 ml dibandingkan dengan alkohol 10 ml. Sehingga kecepatan difusi zat terlarut selain ditentukan oleh volume pelarut juga ditentukan oleh ukuran, luas permukaan dan bentuk zat terlarut(kristal iod).
Pada difusi zat terlarut dengan volume pelarut sama (alkohol 10 ml) dan bentuk serta ukuran kristal iod berbeda diperoleh hasil kecepatan penyebaran zat terlarut (kristal iod) lebih capat pada kristal iod yang memiliki ukuran dan bentuk yang lebih besar dibandingkan dengan kristal iod yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan pada kristal iod yang lebih besar memiliki luas penampang yang lebih besar pula. Sehingga sesuai dengan teori bahwa semakin luas penampang suatu zat terlarut maka difusi akan semakin cepat.
Arah penyebaran zat terlarut (kristal iod) dipengaruhi oleh bentuk zat tersebut. Arah penyebaran cenderung pada bidang permukaan yang lebih luas dari pada yang lebih sempit.
            Kendala atau keterbatasan yang dihadapi selama praktikum adalah :
-     Meja yang digunakan belum tentu rata sehingga akan mempengaruhi arah penyebaran kristal iod.
-     Ukuran dan bentuk kristal iod pada percobaan 1 dan 2 belum tentu sama besar.
-     Angin yang berhembus (baik dari lingkungan ataupun dari mulut & hidung ketika melakukan penghitungan jumlah kotak) sedikit tidaknya mempengaruhi arah penyebaran kristal iod.

V.  SIMPULAN  DAN SARAN
  1. Difusi merupakan pergerakan suatu substansi pada suatu area dari potensial tinggi menuju ke potensial yang lebih rendah atau bisa dikatakan bahwa difusi menrupakan perpindahan molekul-molekul zat dari daerah yang hipertonis menuju ke daerah yang hipotonis sampai keadaan yang isotonis.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi dalam zat terlarut antara lain volume pelarut, luas permukaan/luas penampang kristal iodium, dan bentuk kristal iodium.


VI.  DAFTAR PUSTAKA
Sarna, Ketut dkk. 1998. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Singaraja : Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja.


















KEGIATAN 2

I.   JUDUL  : DIFUSI GAS SEDERHANA

II. ALAT DAN BAHAN
*      Alat
- 2 buah pipet tetes
- 1 buah pinset
- Statif dan klem
- Penggaris
- 1 buah tabung kaca
- Spidol
- 2 buah petridis

*      Bahan
-     Kapas secukupnya
-     NH4OH (pekat)
-     HCl pekat dalam botol

III. LANGKAH KERJA
1.      Memposisikan  sebuah tabung kaca secara horizontal dengan menggunakan statif dan klem.
2.      Menutup masing-masing ujungnya dengan segumpal kapas.
3.      Menyediakan 2 gumpal kapas lainnya dan menaruhnya pada petridis yang berbeda.
4.      Meneteskan 3 – 5 tetes HCl pada kapas satunya dan 3 – 5 tetes NH4OH (pekat) pada kapas yang lainnya.
5.      Memasukkan kapas tersebut dengan pinset ke dalam masing-masing ujung tabung secara bersamaan dengan terlebih dahulu membuka tutup tabung.
6.      Menutup kembali kedua ujung tabung tersebut.
7.      Menghitung waktu yang diperlukan hingga muncul cincin kabut putih tipis pada tabung.
8.      Segera setelah melihatnya, menandai dengan spidol posisi cincin kabut putih tipis tersebut.
9.      Mengukur jarak dari cincin kabut putih tipis yang sudah ditandai ke masing-masing ujung tabung.
10.  Mengulangi percobaan tersebut beberapa kali dan memastikan mencuci dengan bersih dan mengeringkan tabung sebelum percobaan berikutnya dimulai.
11.  Menuliskan persamaan yang menggambarkan reaksi yang terlibat dalam pembentukan kabut cincin tersebut.
12.  Menghitung kecepatan relatif difusi gas dan menentukan seberapa cepat gas yang lebih ringan berdifusi sesuai dengan persamaan :
Kecepatan relatif difusi =
13.  Membandingkan kepadatan gas-gas yang diselidiki sebagai perbandingan terbalik terhadap kecepatan relatif sesuai dengan persamaan :
 
14.  Memperhatikan bahwa menurut persamaan tadi (berdasarkan hukum difusi Graham) nilai yang diperoleh akan menunjukkan seberapa banyak lebih cepat gas yang lebih ringan berdifusi dibangdingkan dengan gas yang lain.
15.  Memperhatikan apakah hasil percobaan sesuai dengan hukum Graham.



V.  HASIL DAN PEMBAHASAN
      5.1. HASIL
NO.
ZAT
WAKTU
JARAK
1
HCl
5 detik
7,5 cm = 0,075 m
2
NH4OH
15 detik
10 cm = 0,1 m


    5.2 PEMBAHASAN

Jarak tempuh HCl       =
                                       = 0,015 m/s
Jarak tempuh NH4OH =
                                       = 0,0067 m/s

Kecepatan relatif difusi =
    =
   = 2,238 m/s




















KEGIATAN 3

I.   JUDUL     : DIFUSI PADA CAIRAN

II. ALAT DAN BAHAN
*      Alat
-     Spidol
-     Pipet tetes
-     1 buah gelas kimia
-     2 buah tabung reaksi

*      Bahan
-     Kapas secukupnya
-     10 ml larutan eosin
-     5 ml eter
-     5 ml xylol
-     10 ml kloroform

III. LANGKAH KERJA
  1. Memasukkan 5 ml kloroform ke dalam sebuah tabung reaksi (tabung reaksi 1).
  2. Menambahkan larutan  eosin secara pelan-pelan secukupnya diatas kloroform sampai diperoleh suatu lapisan berwarna dengan kedalaman sekitar 5 mm.
  3. Menambahkan 5 ml eter secara hati-hati dan menutup tabung reaksi dengan rapat dan mengusahakan tidak digoyangkan.
  4. Dengan mempergunakan tabung reaksi yang lain (tabung reaksi 2), melakukan prosedur yang sama (seperti langkah kerja no. 1 – 3) namun mengganti eter dengan xylol.
  5. Menandai secara hati-hati batas peretemuan antara lapisan dalam tabung reaksi.
  6. Menempatkan kedua tabung reaksi tersebut bersebelahan dengan bantuan gelas kimia yang telah dijejali kapas.
  7. Menghindari terjadinya goyangan dengan meletakannya pada meja beton.
  8. Mengamati kedua tabung reaksi tersebut beberapa kali selama seminggu dan mencatat perubahan posisi batas pertemuan cairan (perubahan posisi batas permukaan <interface>).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
           
4.1 HASIL
NO.
WAKTU
(hari)
JARAK
Xylol
Eter
1
1


2
2


3
3


4
4


5
5


6
6


7
7




            4.2 PEMBAHASAN














KEGIATAN 4

I.   JUDUL  : PERBANDINGAN KECEPATAN DIFUSI MELALUI GAS DAN CAIRAN

II. ALAT DAN BAHAN
*      Alat
-     Pipet tetes
-     Statif dan klem
-     2 buah gelas kimia
-     1 buah pinset
-     1 buah petridis
-     Pemanas air
-     1 sebuah spidol
-     Gelas ukur
-     Penggaris
-     2 buah tabung reaksi
-     Timbangan
-     Gunting
-     Batang pengaduk
-     2 buah tabung gelas (diameter ± 1 cm, panjang 10 cm)

*      Bahan
-                  HCl pekat dalam botol
-                  2 gram agar-agar
-                  Larutan metil merah
-                  NHOH 0,1 N
-                  Kertas saring (panjang 10 cm dan lebar 0,5 cm)
-                  Air
-                  Kapas secukupnya




III. LANGKAH KERJA
Kegiatan I
  1. Menambahkan 2 gram agar-agar kedalam 70 ml air.
  2. Melarutkan agar dan menambahkan 10 ml indikator metil merah serta beberapa tetes NaOH 0,1 N untuk mengukur indikator menjadi warna kuning (basa).
  3. Mengatur volume campuran agar-agar menjadi 100 ml dengan cara menambahkannya dengan air panas.
  4. Menyiapkan tabung gelas (diameter ± 1 cm, panjang 10 cm) dan menutup salah satunya ujungnya dengan kapas.
  5. Memasukkan  campuran agar-agar yang telah dibuat sebelumnya tersebut kedalam tabung gelas yang telah disiapkan. 
  6. Ketika agar sudah membeku, memasukkan dan menahan tabung gelas tersebut dengan posisi ujung terbuka berada di bawah pada sebuah tabung reaksi berisi HCl pekat (Gambar 2-1)
  7. Mengukur jarak permukaan dengan interval jarak waktu yang disesuaikan
  8. Mencatat kecepatan difusi.
  9. Memperhatikan karena agar tidak akan menahan atau memperlambat difusi zat terlarut, dapat diasumsikan bahwa medium difusi mendekati air itu sendiri.

Kegiatan II
  1. Memotong satu strip kertas saring (lebar 0,5 cm & panjang 10 cm).
  2. Merendam kertas saring tersebut dalam larutan indikator metil merah (mengatur warna larutan stok menjadi kuning dengan menambahkan 2 tetes NaOH 0,1 N).
  3. Memasukkan kertas saring ke dalam tabung gelas dan menahan tabung gelas didalam sebuah tabung reaksi berisi HCl.
  4. Mencatat kecepatan difusi HCl melalui medium gas.








 
KETERANGAN GAMBAR:
A.    Tabung dengan gel agar yang diwarnai dengan indikator metil merah.

B.     Tabung ditutup yang didalamnya berisi potongan kertas saring berbentuk pita yang dilembabkan dengan indikator metil merah.

C.      
Ganbar 2.1 Perbandingan kecepatan difusi melalui gas dan cairan














 






























IV. HASIL DAN PAMBAHASAN

4.1 HASIL
HASIL KEGIATAN A
NO.
WAKTU
JARAK
1
1 menit 33 detik
0,5 cm
2
2 menit 3 detik
1 cm
3
13 menit 25 detik
1 cm

HASIL KEGIATAN B
NO.
WAKTU
JARAK
1
20 detik
1,5 cm
2
1 menit 15 detik
2 cm
3
6 menit 25 detik
2,5 cm
4
10 menit 45 detik
3 cm
5
14 menit 20 detik
3,5 cm
6
18 menit 47 detik
4 cm
7
23 menit 10 detik
4,5 cm
8
27 menit 22 detik
5 cm


4.2 PEMBAHASAN
            Dari data yang diperoleh difusi pada agar lebih lambat dibandingkan dengan  difusi pada kertas saring. Hal ini dikarenakan pada kegiatan yang menggunakan kertas saring masih banyak terdapat rongga kosong yang memungkinkan gas HCl labih cepat berdifusi dibandingkan dengan menggunakan agar yang  memiliki rongga kosong sedikit sehingga kecepatan difusi pada agar lebih lambat.

V. KESIMPULAN

No comments:

Post a Comment