Wednesday 18 January 2012

Leucopsar rothschildi


Leucopsar rothschildi
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah salah satu contoh satwa langka dan endemik yang ada di Indonesia tepatnya di pulau Bali dengan sebaran terluasnya antara Bubunan Buleleng sampai ke Gilimanuk, namun pada saat ini menciut hanya terbatas pada kawasan Taman Nasional Bali Barat tepatnya di Semenanjung Prapat Agung dan Tanjung Gelap Pahlengkong yang habitatnya bertipe hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim dan savana .

JALAK BALI (Leucopsar rothschildi)
Morfologi
Dalam ilmu biologi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
· Phylum : Chordota
· Ordo : Aves
· Famili : Passeriformis
· Spesies : Leucopsar rothschildi, Stressmann, 1912
· Nama lokal : Curik Bali, Jalak Bali, Jalak Putih Bali
Ciri-Ciri
1. Bulu
Bulu seluruhnya putih kecuali ujung sayap dan ujung ekor yang berwarna hitam.
2. Mata
Matanya berwarna coklat tua, daerah sekitar kelopak mata tanpa bulu berwarna biru tua.
3. Jambul
Jalak Bali memiliki jambul yang berupa beberapa helai bulu, jantan bentuknya lebih indah dan mempunyai jambul lebih panjang dari pada yang betina.
4. Kaki
Kakinya berwarna abu-abu pucat dengan jari jemari yaitu satu kebelakang, dan tiga jari lainnya kedepan.
5. Paruh
Paruh runcing dengan panjang ± 2–5 cm, berbentuk khas yaitu dibagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung kuning kecoklatan (Sungkawa, 1974 ; Alikodra, 1979).
6. Ukuran
Antara burung jantan dan betina sulit dibedakan, perbedaannya adalah bahwa yang jantan agak lebih besar dan memiliki kuncir yang agak panjang.
7. Telur
Jalak Bali bertelur 2-3 butir, berwarna biru ( Suryawan , 1995 )
Waktu Berbiak di Alam
Pada kenyataan dilapangan waktu perkembangbiakannya, Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) cenderung bersamaan dengan musim hujan yang mana dimungkinkan karena pada musim tersebut tersedia banyak pakan alam di habitatnya dan juga suhu serta kelembabannya dimungkinkan cukup ideal dalam keberhasilan penetasan telurnya sementara beberapa pemerhati Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) menyatakan :
1. Jalak Bali Leucopsar rothschildi) melakukan perkawinan dalam bulan Oktober sampai dengan Januari (Alikodra,1979) .
2. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)berkembang biak pada bulan Januari samapai dengan bulan Juli , cenderung lebih dipengaruhi oleh musim hujan (Suryawan, 1995)
3. Periode kembang biak Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dimulai sejak musim penghujan, yaitu berkisar pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret (Natawira, 1978).
Sarang
Pembuatan sarang dilakukan bersama-sama oleh jantan dan betinanya dan disusun pada dasar lubang sedemikian rupa, lubang sarang tidak dibuatnya sendiri akan tetapi menempati bekas sarang yang dibuat oleh jenis burung Pelatuk atau Bultok dan atau lubang alami pada batang pohon yang terdapat lubang secara alami (gerowong). Bahan yang digunakan untuk menyususun sarang antara lain daun-daun dan rumput kering, ranting, dan bulu burung. Jenis pohon yang secara umum ditempati Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) untuk berkembang biak adalah pohon Talok (Grewia koordersiana), Walikukun (Schoultenia ovata), Laban (Vitex pubescens), dan Klumprit (Terminalia microcarpa).
Penyebaran
Keberadaan penyebaran Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) sesuai dengan sejarahnya berada anatara Desa Bubunan Singaraja sampai dengan Gilimanuk tetapi dari tahun ketahun penyebarannya pun menjadi lebih kecil dan menyempit. Pada masa sekarang ini Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) terbatas hanya menempati Semenanjung Prapat Agung, khususnya di wilayah Teluk Berumbun dan dilokasi Tanjung Gelap Taman Nasional Bali Barat. Menurut IUCN (1966) dalam Suwelo (1976), Jalak Bali masih ditemukan hidup liar diluar kawasan Taman Nasional Bali Barat yaitu di Bubunan (50 km sebelah timur kawasan). Demikian juga Kuroda (1933) menyatakan yang dikutip oleh Euis (1990) pernah menangkap Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di daerah Bubunan dan Pulaki (25 km sebelah timur kawasan) untuk kepentingan penelitian.
Sejarah Penemuan
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) pertama kali ditemukan oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung berkebangsaan Inggris yaitu pada tanggal 24 Maret 1911 ketika terjadi kerusakan kapal Ekspedisi Malaku II yang mengangkut para biologiawan dan rombongan penelitian terpaksa mendarat di Singaraja selama ±3bulan. Disekitar Bubunan, Dr. Baron Stressmann menembak Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) untuk kepentingan penelitian. Kemudian pada tahun 1925, Dr. Baron Victor Van Plessenn meninjau pulau Bali dan mengadakan penelitian lebih lanjut atas anjuran Dr. Stressmann, ia menemukan penyebaran Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) mulai dari Desa Bubunan sampai dengan Gilimanuk dengan jumlah masih ratusan dan hidup berkelompok (berkoloni). Pada tahun 1928 sebanyak 5 (lima) ekor Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dibawa ke Inggris dan pada tahun 1931 telah berhasil berkembang biak . Pada tahun 1962 kebun binatang Sandiego di Amerika Serikat mengembangbiakan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) (Rindjin, 1989).
Status
1. Sejak tahun 1966, IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) telah memasukkan Jalak Bali kedalam red data book, yaitu buku yang memuat jenis flora dan fauna yang terancam punah.
2. Pada konvensi perdagangan internasional bagi jasad liar CITES (Convention on International Trade in Endegered Species of Wild Flora and Fauna), Jalak Bali terdaftar dalam Appendix I, Yaitu kelompok yang terancam kepunahan dan dilarang untuk diperdagangkan .
3. Pemerintah Indonesia mengeluarkan Surat Kepmen. Pertanian Nomor 421/kpts/Um/70 tanggal 26 Agustus 1970, yang menerangkan antara lain bahwa Jalak Bali dilindungi .
4. Dikatagorikan sebagai satwa Endemik Bali karena Jalak Bali habitat aslinya hanya ada di pulau Bali tidak ada di habitat lainnya (saat ini ruang hunian menyempit hanya ada dikawasan Taman Nasional Bali Barat).
Populasi
Menurut Anonimous, (1999) bahwa kondisi populasi Jalak Bali Leucopsar rothschildi) sejak tahun 1974 sampai tahun 1997 cenderung berfluktuasi lebih dipengaruhi oleh konflik kepentingan kawasan dimana beberapa bagian habitat alaminya tergusur karena kepentingan konversi (perubahan system), selain dari itu laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai kepentingannya berpengaruh nyata makin menekan laju pertumbuhan populasi . Sementara pada saat ini ruang hunian (home ring) dari pada Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) tidak lebih dari 1000 hektar pada 2 lokasi yaitu di Teluk Berumbun wilayah Semenanjung Prapat agung dan Tanjung Gelap wilayah Pahlengkong.
DINAMIKA POPULASI
Berdasarkan sejarah penyebaran terdahulu pada periode 10 tahun terakhir diketahui bahwa burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) memiliki wilayah sebaran relative cukup luas antara lain masih dijumpai diwilayah Semenanjung Prapat Agung tepatnya di wilayah Teluk Kelor yang meliputi Asam Kembar, Kali Ombo, Bukit Kelor, Bukit Utama, Kesambi pos, gondang barat dan lembah kesambi. Sedangkan wilayah Teluk Berumbun meliputi daerah Trianggulasi, Kesambi tali, Gondang timur, Laban lestari, menara Shaolin, Kemloko bawah/ belakang atas pos, bukit ponton timur kubah dan kelompang.
Pada wilayah hunian Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang ada di Tanjung Gelap hanya berada pada kisaran Kandang pelepasan, Pertigaan Bali Tower, Belakang Bali Sadle, dan Pertigaan Monsoon Forest.
Adapun hasil inventarisasi pada periode Oktober 2008, yang dilakukan oleh para Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Bali Barat, diketahui bahwa jumlah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang terpantau pada wilayah sebaran Teluk Berumbun sebanyak 14 ekor termasuk 1 anakan dari 32 ekor yang dilepas. Sedangkan pada wilayah hunian Tanjung Gelap sebanyak 16 ekor termasuk 1 anakan dari 20 ekor yang telah dilepas sehingga jumlah keseluruhan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang ada di kawasan Taman Nasional Bali Barat (alam liar, selain di Pusat Penangkaran Jalak Bali Tegal Bunder) sebanyak 30 ekor. Sehingga terjadi penyusutan sebanyak 22 ekor dari total yang dilepas, belum termasuk keberhasilan beberapa anakan yang pada saat inventarisasi tidak ditemukan.
Faktor Pembatas
Daya Biak
Pada Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang ada di habitat dari hasil monitoring para petugas lapangan yang ada di lingkup BTNBB menyatakan bahwa Jalak Bali berkembang biak rata-rata 1 s/d 2 kali dalam setiap musim pada pasangan yang sama, namun hal itu bisa tidak terjadi akibat dari beberapa gangguan predator dan pesaing penguasa sarang yang ada . Pada keberhasilan anakan (telur menetas) rata-rata berjumlah antara 1-2 ekor anakan pernah terjadi 3 anakan namun hal itu terjadi sangatlah langka. Belum lagi jumlah populasi yang tergolong sedikit sangat dikawatirkan nantinya terdapat perkawinan yang sedarah sehingga anakan menjadi tidak normal . Sehingga dalam hal ini perlu adanya penelitian/ kajian berapa idealnya populasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) mendiami suatu luasan habitat.
Kondisi Habitat
Pada intinya suatu binatang (satwa liar) akan bertahan hidup pada suatu tempat (habitat) , tidak berpindah dan dapat berkembang biak dengan baik karena habitatnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mulai dari kebutuhan akan air, makan, tempat berlindung (cover), tempat bersarang dan keseimbangan antara populasi suatu satwa dengan predator serta satwa yang bersimbiosis menguntungkan atau yang menjadi pesaingnya. Adapun hal tersebut biasa disebut faktor-faktor pendukung suatu habitat yang ideal.
a. Sumber Air
Pada kenyataannya mulai dahulu habitat Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang ada di Semenanjung Prapat Agung tidak ada sumber air tawar, disana hanya terdapat kubangan-kubangan air payau yang pada saat air laut pasang terdapat genangan, sebaliknya pada saat air laut surut menjadi kering hal ini dimungkinkan menjadi faktor semakin menurunnya populasi. Namun saat ini telah dilakukan upaya pembinaan habitat melalui pemberian bak-bak satwa kecil yang diletakkan pada sekitar sangkar pengadaptasian Jalak Bali Leucopsar rothschildi) sebelum dilakukannya pelepasan.
b. Vegetasi
Seperti pada umumnya satwa liar pasti akan membutuhkan tumbuh-tumbuhan untuk bahan makanannya maupun sebagai tempat perantara mencari makan (hunting food) serta dapat digunakan untuk berlindung dari serangan predator. Pada habitat Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) vegetasi yang menyusun habitat Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yaitu adanya hutan mangrove, hutan musim yang didominasi pohon Talok (Grewia koordersiana), Walikukun (Schoultenia ovata), Pilang (Acasia leucoplea), Tekik (Albizzia lebeckioides), Kemloko (Phylantus emblica), Kesambi (Schleichera oleosa), Laban (Vitex pebescens), Putian (Symplocos javanica), Krasi (Lantana camara) dan Kayu Pait (Strycnos lucida).
Pada musim kemarau pada jenis-jenis pohon yang terdapat pada formasi hutan musim menjadi mengering dan terasa ektrim untuk kehidupan liar yang ada, sedangkan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) pada umumnya juga perlu pemenuhan protein nabati dari tumbuh-tumbuhan tersebut.
Kemudian pada tumbuh-tumbuhan yang ada tersebut merupakan tempat Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) juga mencari jenis serangga sebagai jenis pakan favoritnya tetapi pada waktu musim kemarau hal itu sangat sulit didapatnya karena suhu yang panas akibat kemarau panjang sehingga terjadi penurunan kualitas habitat.
c. Predator
Seperti kita kitahui Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang ada dihabitat sekarang ini merupakan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang secara keseluruhan merupakan hasil lepasan dari penangkaran yang mulanya terkena rasa ketergantungan oleh manusia sehingga perlu adanya adaptasi yang lama terhadap habitat yang dihuninya karena jenis predator pada kenyataannya cukup beraneka ragam mulai dari Elang Perut Putih (Haliaetus loeucogaster), Elang Ular (Spilornis chela), Alap-alap Capung (Microhierak fringilarius), Biawak (Varanus gauldi), Ular, Musang hitam dan kucing hutan.
Pada rentan waktu ±1 tahun berawal dari pelepasan sampai dengan kegiatan inventarisasi yang dilakukan pada 2008 ini ternyata banyak kejadian yang berindikasi pada penyerangan predator terhadap Jalak Bali (Leucopsar rothschildi). Penemuan-penemuan barang bukti Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang diindikasikan adanya serangan dan pemangsaan dari predator mayoritas ditemukan dekat sarang yang dikuasainya berupa bulu-bulu serta sisa kaki dan ring warna maupun ring nomor identitas .
d. Satwa Pesaing
Satwa pesaing ini ternyata berpengaruh pada keberhasilan peningkatan populasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) terbukti dengan adanya kejadian jenis burung Raja Udang melakukan perebutan kekuasaan wilayah sarang gowok yang ada dihabitat, Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang merupakan hasil dari lepasan penangkaran ada yang kalah bersaing dan mengakibatkan luka parah dengan berakhir pada kematian . Begitu juga pada lebah madu, mereka juga merupakan pesaing dalam penguasaan sarang gowok yang ada.
e. Indikasi Tempat bersarang
Pada dasarnya Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dalam mempatkan telurnya tidak seperti halnya jenis burung lain yang mampu membuat sarangnya dengan menata ranting dan semak pada dahan atau tajuk pohon. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) meletakkan telurnya pada rongga-rongga pohon alami atau bekas sarang gowok jenis burung bultok maupun pelatuk sedangkan dihabitatnya dapat terbilang sangat minim adanya sarang gowok alami yang diindikasikan dapat digunakan sebagai sarana untuk menetaskan telurnya. 

Tuesday 17 January 2012

TRY OUT UN IPA


1.     Yang menyatakan besaran dan satuan benar adalah …

Besaran
Satuan
A.
Panjang
candela
B.
Waktu
ampere
C.
Suhu
kilogram
D.
Jumlah zat
mol

2.     Hasil pengukuran dari jangka sorong dan mikrometer sekrup berikut adalah …
A.    1,03 cm
B.    1,13 cm
C.    1,15 cm
D.    1,05 cm

3.     Massa jenis zat 1200 kg/m3 jika massa benda 2400 kg, maka volumenya sebesar … .
A.    0,02 m                                   
B.    0,2        m
C.    2 m
D.    20 m

4.     Perhatikan tabel berikut !
Jenis benda
Koefisien muai panjang
kuningan
0,000019/°C
tembaga
0,000017/°C
baja
0,000011/°C
kaca
0,000009/°C

Jika panjang benda mula-mula sama dan benda-benda tersebut dipanaskan pada suhu yang sama secara bersamaan, maka pertambahan panjang yang terbesar adalah......
A.    Kuningan                      
B.    Tembaga          
C.    Baja     
D.    Kaca

5.     Air sebanyak 1000 gram yang kalor jenisnya 1 kkal/kg °C dipanaskan sehingga kalor yang diperlukan sebanyak 10 kkal. Kenaikan suhu yang dialami air sebesar.....
A.    50 °C               
B.    40 °C   
C.    20 °C   
D.    10 °C
 
6.     Hasil ketukan ticker timer pada pita kertas saat terjadi gerak lurus beraturan ditunjukan pada gambar….
A.


B.


C.


D.

7.     Manfaat dari hukum pascal ialah kita dapat ...
A.    menggunakan gaya yang kecil untuk memperoleh gaya yang besar
B.    menggunakan gaya besar untuk memperoleh gaya yang besar
C.    menggunakan gaya besar untuk memperoleh gaya yang kecil
D.    menggunakan gaya kecil untuk memperoleh gaya yang kecil

8.     Perubahan energi yang terjadi pada lampu senter adalah …
A.    kimia – listrik – cahaya  
B.    listrik – kimia – cahaya  
C.    listrik – cahaya- kimia
D.    kimia – cahaya – listrik

9.     Sebuah mobil bermassa 100 kg bergerak dengan kecepatan tetap 72 km/jam. Energi kinetik yang dimiliki mobil adalah ….
A.    5.000 J
B.    10.000 J
C.    15.000 J
D.    20.000 J

10.  Kelompok alat yang tidak bekerja berdasarkan prinsip tuas adalah …
A.    timbangan dacin, gunting, gerobag
B.    pemecah kemiri, pinset, pencabut
C.    pisau, tangga, loteng, jalan dipegunungan
D.    jungkit-jungkit, pembuka botol, kakatua

11.  Panjang gelombang 20 m, merambat dengan kecepatan 340 m/detik. Frekuensi gelombang tersebut adalah...
A.    360 Hz                                      C. 680 Hz
B.    17 Hz                                        D.

12.  Perhatikan tabel dibawah ini !
Suhu (0C)
30
35
36
Cepat rambat bunyi (m/s)
332
340
347
Dari data itu membuktikan bahwa sifat bunyi dipengaruhi oleh …
A.    Keadaan     
B.    Derajat Celcius
C.    Lamanya merambat
D.    Suhu

13.  Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan lensa konvergen yang berjarak fokus 40 cm. Jarak bayangan ke lensa adalah….
A.    – 40  cm           
B.    – 20  cm           
C.    –15 cm 
D.    –10 cm

14.  Seorang kakek menderita rabun dekat dengan titik dekatnya (PP) sejauh 50 cm. Agar kakek  dapat membaca pada jarak normal, maka harus menggunakan lensa yang.…
A.    Cembung; dan +50 dioptri
B.    Cekung; dan –50 dioptri
C.    Cembung; dan +2 dioptri
D.    Cekung; dan –2 dioptri

15.  Suatu benda bermuatan positif dihubungkan dengan tanah, yang terjadi dengan benda adalah ... .
A.    menjadi netral, karena elektron dari bumi mengalir ke benda
B.    menjadi bermuatan negatif
C.    tetap bermuatan positif
D.    menjadi netral, karena proton dari benda  mengalir ke bumi

16.  Perhatikan gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini.


 








Besar kuat arus listrik pada rangkaian listrik tersebut adalah … .
A.    0,5        ampere
B.    1,0        ampere
C.    1,5 ampere
D.    2,0 ampere

 17.  Perhatikan tabel penggunaan alat-alat listrik berikut ini.
NO
Alat listrik
Jumlah
Pemakaian rata-rata
1.
2.
3.
4.
5.
Lampu 5 watt
Lampu 25 watt
Lampu 60 watt
TV 60 watt
Setrika 300 watt
2
2
1
1
1
12 jam/hari
4 jam/hari
2 jam/hari
4 jam/hari
1 jam/hari
( 1 bulan = 30 hari = 4 minggu , biaya rekening listrik Rp 1000,00 per kWh ).

Tentukan biaya total yang dibayarkan dalam sebulan.
A.    Rp 27.400,00
B.    Rp 28.400,00
C.    Rp 29.400,00
D.    Rp 30.400,00

18.  Cara  menggosok  yang  benar agar mendapatkan magnet adalah .....
A.        

C.
B.
     
D.
    

19.  Benda angkasa kecil yang memasuki angkasa bumi dan meninggalkan jejak meteor yang selamat tiba di permukaan bumi disebut ...
A.    Bintang beralih  
B.    Meteoroid         
C.    Meteorit
D.    Asteroit

20.  Pasang naik tertinggi terjadi pada saat bulan berada pada fase ….
A.    bulan sabit
B.    bulan benjol
C.    bulan separuh
D.    bulan purnama


21.  Diketahui ciri-ciri makhluk hidup sebagai berikut!
1.   Membutuhkan oksigen
2.   Melakukan fotosintesis
3.   Bergerak aktif
4.   M enyerap energi matahari langsung

Ciri-ciri yang dimiliki oleh hewan adalah … .
A.    1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan 3
D.    2 dan 4

22.  Ali menemukan hewan dengan ciri-ciri :
ü  Tubuh tertutup rambut
ü  Bernafas dengan paru-paru
ü  Bertulang belakang
ü  Melahirkan dan menyusui anak
Hewan dengan ciri-ciri tersebut masuk ke dalam kelas … .
A.    Pisces
B.    Amphibi
C.    Reptilia
D.    Mamalia

23.  Contoh hubungan protokoperasi adalah … .
A.    Benalu dengan pohon inangnya
B.    Kupu-kupu dengan bunga
C.    Serangga dengan serangga lain
D.    Ikan paus dengan ikan kecil

24.  Eutrofikasi pada suatu ekosistem air akan mengakibatkan kamatian hewan air, Hal ini disebabkan air banyak mengandung … .
A.    oksigen
B.    senyawa organik
C.    CO2 dan sedikit O2
D.    O2 dan sedikit CO2

25.  Berikut ini adalah nama-nama hewan yang dilindungi :
1.   Babi Rusa
2.   Banteng
3.   Komodo
4.   Anoa
5.   Tapir
6.   Orang Utan
Satwa yang dilindungi yang termasuk sisa hewan purba adalah … .
A.    1 dan 5
B.    3 dan 4
C.    5 dan 2
D.    2 dan 6

26.  Angka mortalitas di suatu daerah akan meningkatkan jumlahnya bila terjadi … .
A.    kelahiran tinggi
B.    kecelakaan lalu lintas tinggi
C.    wabah penyakit
D.    perkawinan tinggi

27.  Perhatikan gambar !
Kifosis, skoliosis dan lordosis secara berurutan ditunjukkan tabel … .
A.    2 – 3 – 1
B.    2 – 1 – 3
C.    3 – 2 – 1
D.    1 – 2 – 3  

28.  Organ pencernaan yang berfungsi sebagai tempat mengemulsikan lemak ditunjukan gambar   nomor … .
A.    2
B.    3
C.    5
D.    6

29.  Darah yang keluar dari serambi kiri akan menuju ke … .
A.    paru-paru
B.    bilik kanan
C.    bilik kiri
D.    serambi kanan

30.  Urea yang keluar dari hati melalui darah ke ginjal akan disaring oleh bagian ginjal yaitu … .
A.    Glomerulus
B.    Tubulus proksimal
C.    Tubulus Distal
D.    Kolektivus

31.  Yang berfungsi sebagai pusat pengatur denyut jantung adalah … .
A.    Otak besar
B.    Otak kecil
C.    Sumsum tulang belakang
D.    Sumsum lanjutan


32.  Tempat yang paling efektif untuk melalukan fotosintesis pada daun adalah...
A.    Jaringan palisade dan jaringan epidermis
B.    Jaringan parenkim dan stomata
C.    Jaringan bunga karang dan jaringan tiang
D.    Jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim

33.  Gerak membelitnya batang kacang panjang disebabkan karena rangsangan... .
A.    Endonom
B.    Esionom
C.    Tigmotropisme
D.    Tigmonasti

34.  Sehelai daun yang tertutup dengan kertas perak tidak menunjukkan reaksi positif terhadap lugol, hal ini membuktikan bahwa dalam Fotosintesis diperlukan … .
A.    cahaya matahari
B.    hidrogen
C.    oksigen
D.    karbondioksida

35.  Hewan herbivora mempunyai enzim selulase untuk membantu pencernaannya, hal tersebut termasuk kedalam adaptasi... .
A.    anatomi
B.    fisiologi
C.    morfologi
D.    tingkahlaku

36.  Bila bunga pukul 4 merah (MM) disilangkan dengan yang berwarna merah Muda (Mm) akan menghasilkan keturunan … .
A.    Merah semua
B.    Merah = Merah muda = 1 : 1
C.    Merah = Merah muda = 2 : 1
D.    Merah = Merah muda  = putih = 1 : 2 : 1

37.  Sifat anakan yang dimiliki tanaman merupakan sifat yang lebih unggul dari induknya merupakan salah satu keuntungan dari teknologi reproduksi yaitu... .
A.    Kultur jaringan
B.    Inseminasi buatan
C.    Hibridisasi
D.    Makhluk hidup transgenik

38.  Mikroorganisme yang dimanfaatkan dalam pembuatan nata de coco adalah
A.    Rhizopus oligosporus
B.    Acetobacter xylinum
C.    Sacharomyces cereviceae
D.    Aspergilus wentii


39.  Perhatikan komposisi produk di bawah ini !
1.   Tepung terigu
2.   Gula
3.   Aspartam
4.   MSG
Yang termasuk zat pemanis sintesis adalah … .
A.    1
B.    2
C.    3
D.    4

40.  Alkohol mempunyai sifat menimbulkan kecanduan, sehingga orang yang suka minum Alkohol selalu merasa ingin minum lagi. Bagi peminum alkohol berdampak … .
A.    Munculnya rasa percaya diri
B.    hilangnya kendali pada otot gerak
C.    Timbulnya rasa kantuk yang sangat kuat
D.    Dapat tetap terjaga karena tidak ngantuk